Cerita demi cerita oleh sahabatku, ia merindukan masa-masa SMA-nya. Dia menceritakan kisah yang ngangenin saat SMA. Sewaktu ia bercerita, aku berusaha mengingat-ingat, apa cerita menarik yang bisa aku bagikan padanya. Namun, aku tak menemukan satupun cerita yang menarik untuk kuceritakan. Semua seolah-olah biasa saja. Rasanya seperti seorang wanita yang sudah move on dari gebetannya, Tak ada yang bisa diceritakan, seolah-olah kehidupan SMA-ku datar-datar saja. Aku pikir aku tidak merindukan masa-masa di sana. Menurutku sudah cukup. Saat itu, aku tidak merindukan SMA-ku.
Suatu waktu, aku berkunjung ke sana, Teladan. Aku memasuki lobby lama--tempat yang paling adem untuk menunggu, menunggu jemputan. Di sana, aku berpapasan dengan seorang guru, aku hendak bersalaman tetapi beliau lebih dulu mengatakan, "Alhamdulillah". Seketika itu, aku merasa seperti pulang dari perantauan--selamat sampai tujuan setelah perjalanan yang sangat jauh. Rasanya aku seperti kembali ke rumah dan disambut hangat oleh keluargaku. Terharu. Bahkan aku sempat mengira ketika aku kembali ke sana, beliau tidak mengingatku atau mengenaliku. Perkataan beliau meluluhkan ketidakrinduanku pada sekolahku, almamaterku.
Aku menyadari betapa sombongnya diriku. Saat itu, aku merasa sekolahku tidak memberi banyak hal untukku. Tapi aku salah. aku telah banyak berproses di sana. Aku juga dipertemukan dengan teman-teman yang baik. Walaupun aku bukan anak yang menonjol baik dikalangan guru maupun teman seangkatan, aku ikut berproses di sana dan tak satupun yang tak berproses. Aku mengalami fase metamorfosis: menjadi sedikit agamis, menjadi peduli dengan sekitar, dan sebagainya. Sekolahku telah banyak memberiku bekal. Bekal untuk menghadapi dunia luar--yang berbeda 180 derajat dengan sekolahku. Aku pun ingin membalasnya, suatu saat nanti. Berdo'a agar aku sukses, bersama teman-temanku, Teladan 57, dan suatu hari kembali bersama-sama dengan membawa banyak hal yang bisa membuat sekolahku terharu, bahwa kami di sini masih mengingatmu dan seisinya.
Aku merindukan masa-masa pencarian jati diriku di sana.
Terima kasih Teladan, terima kasih Teladan 57, semoga kita bisa kembali bersama-sama dengan membawa kebanggaan dan kebahagiaan untuk almamater kita, SMA Negeri 1 Yogyakarta.
memang harus segera move on ya sama penyakit kangen ini
ReplyDeletebiar kita bisa fokus sama yg lagi kita kerjakan